GENERASI MUDA BEBAS ROKOK SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
So, what next? Setelah kita mengetahui fakta-fakta yang ada dari sebatang rokok, apa yang harus kita tindak lanjuti sebagai generasi muda yang potensial dan keren banget gitu loh…
Simak, camkan dan lakukan !
Pertama, apa yang dapat kita lakukan untuk diri
sendiri?
Jika kita belum pernah merokok, maka jangan coba-coba apapun alasannya. Tetapi, jika kita sudah telanjur merokok, tak ada kata terlambat, kurangi atau hentikan sama sekali. Susah kah? Pastinya … Mungkinkah? Tak ada yang tak mungkin jika kita mau berusaha. Mintalah bantuan orang-orang yang kita cintai, ayah, ibu, kakak, adik yang jelas-jelas tidak merokok. Mereka pasti dengan senang hati akan membantu, mengingatkan, bahkan mendoakan kita supaya berhasil menjauh dari yang namanya rokok.
Jika kita belum pernah merokok, maka jangan coba-coba apapun alasannya. Tetapi, jika kita sudah telanjur merokok, tak ada kata terlambat, kurangi atau hentikan sama sekali. Susah kah? Pastinya … Mungkinkah? Tak ada yang tak mungkin jika kita mau berusaha. Mintalah bantuan orang-orang yang kita cintai, ayah, ibu, kakak, adik yang jelas-jelas tidak merokok. Mereka pasti dengan senang hati akan membantu, mengingatkan, bahkan mendoakan kita supaya berhasil menjauh dari yang namanya rokok.
TIPS Berhenti Merokok
Dibawah ini adalah cara untuk berhenti merokok,
diantaranya:
1. Niat yang
sungguh-sungguh untuk berhenti merokok… no way!
2. Belajar
membenci rokok, ingat-ingat terus ancamannya bagi kesehatan kita
3.
Bergaullah dengan orang yang tidak merokok, karena kita akan mudah
terpengaruh atau terseret lagi untuk merokok jika sering berada di lingkungan
perokok
4.
Sering-sering pergi ke tempat yang ruangannya ber-AC, jika mengingap di
hotel pilih kamar di area tanpa asap rokok (no smoking area)
5. Pindahkan
semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok. Bau lagi!
6. Hilangkan
kebiasaan bengong atau menunggu. Bawa buku atau komik kalau perlu untuk
mengisi kekosongan
7. Cari pengganti
rokok, misalnya permen atau gula.
8. Bagi yang
kurang berolah raga, perbanyak waktu berolah raga.
Kedua, jangan segan menegur
Disamping upaya-upaya menghentikan merokok bagi
yang merokok, adalah baik jika secara bersama kita menjaga lingkungan yang
bersih dari asap rokok. Caranya adalah berani memperjuangkan hak kita dan
keluarga untuk sehat, misalnya menegur
perokok yang jelas-jelas merokok di area “Dilarang Merokok”. Sekiranyapun ada anggota keluarga kita yang merokok,
apakah itu orangtua, kakak, paman, bibi, atau pacar barangkali, jangan segan ingatkan
mereka untuk merokok di areanya dan tidak merokok di depan/dekat anak-anak, isteri,
dan wanita hamil.
Karena seringkali mereka yang merokok bahkan secara
sadar mengepulkan asap rokok saat sedang berdekatan dengan anak-anaknya. Mereka
tidak saja memberi contoh yang tidak baik,
mempertontonkan kepada anak kenikmatan mereka dalam merokok, sekaligus ‘meracuni’
orang-orang yang mereka cintai dengan asap rokok. Kitapun perlu mengembangkan
sikap kritis terhadap segala hal yang melanggar hak dan kenyamanan masyarakat
umum. Misalnya dengan turut memonitor pemberlakuan dari peraturan-peraturan
Pemerintah akan kawasan dilarang merokok dan publikasi rokok yang bertanggung
jawab. Mari mengasah sifat peduli kita dengan menjaga eksistensi prasarana bebas
asap rokok. Jika kita makan di sebuah restaurant, tanyakan bagian mana diperuntukan
bagi yang tidak merokok. Jangan mau dicampur dengan mereka yang merokok. Jika
mereka tidak menyediakannya, kita patut mengisi kuesioner ataupun kritik kepada
pemiliknya.
Pun, jika ada publikasi atau iklan yang tidak
mengindahkan peraturan Pemerintah dalam hal ini, tak ada salahnya jika kita
gunakan forum surat pembaca untuk menyampaikan keprihatinan ini secara terbuka.
Tentunya kesemua itu kita lakukan dengan tata cara yang baik, santun serta
sesuai prosedur. Artinya, marilah kita
juga secara dewasa mengambil bagian dalam gerakan mengurangi dampak merokok
terhadap lingkungan dan keluarga yang kita cintai.
Ketiga, ambil hikmah dari keberadaan industri rokok
Pada Bab pertama telah kita ikuti sisi lain dari
industri rokok yakni upaya-upaya mereka dalam
membangun citra baik guna menyeimbangi sikap kontra masyarakat yang tidak merokok.
Ketimbang kita ikutan dan melulu cuma berkeluh kesah lebih baik kita mengambil hikmahnya
saja. Misalnya, mengajukan proposal sponsorship untuk mendukung kegiatan-kegiatan
di sekolah, universitas atau kepemudaan seputar lingkungan kita tinggal. Tentunya
kegiatan-kegiatan tersebut harus dikemas dan dipersiapkan secara baik, karena bagaimanapun
juga perusahaan tidak dengan mudah mengeluarkan dana untuk kegiatan yang tidak
memberi ‘keuntungan’ bagi mereka.
Berikut adalah beberapa strategi untuk mengajukan
sponsorship:
- Kegiatan
yang kita lakukan haruslah mempunyai nilai lebih, apakah itu dari segi cakupannya
yang luas, melibatkan relatif banyak peserta, memiliki manfaat secara umum
(bukan hanya untuk lingkungan sekolah saja, tetapi masyarakat sekitar sekolah).
- Perusahaan
akan lebih mempertimbangkan kegiatan yang berdampak pada perkembangan
lingkungan, pendidikan, nilai-nilai budaya atau yang bersifat charity misalnya
membangun prasarana sekolah, rumah ibadah yang rusak karena bencana alam.
Contoh: kita mengajak masyarakat sekitar untuk membenahi mesjid, mengecattembok
yang sudah kusam, membersihkan atau
memperbaiki prasarana wudhu. Alternatif lainnya, memperingati hari kemerdekaan
RI dengan menanam pohon pohon di daerah yang gersang. Untuk bidang pendidikan,
pengurus OSIS dapat mengembangkan program ‘Ayo Belajar’ bagi anak-anak balita
atau tingkat SD dengan keterbatasan ekonomi. Teman-teman kita yang memiliki
talenta mengajar misalnya, atau yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang
baik, bisa berbagi ilmu dengan mengajar anak-anak tersebut di luar jam sekolah.
Tempatnya bisa menggunakan atau meminjam ruang kelas di sekolah. Program-program kepedulian ini selain melibatkan masyarakat sekitar, juga
memberi manfaat bagi lingkungan. Aspek-aspek
seperti ini akan menjadi pertimbangan positif bagi perusahaan yang akan
mensponsori.
- Tentukan
kontra prestasi yang win-win (menguntungkan kedua belah pihak). Untuk kita
sebagai pihak penyelenggara memperoleh dukungan dana untuk kegiatan yang kita
lakukan. Sedangkan bagi perusahaan yang memberi sponsor, pemuatan logo perusahaan/lembaga
di brosur, backdrop, alat tulis, spanduk atau cinderamata lainnya. Pastikan
tidak ada pembagian sample rokok, gambar dan merk rokok. Untuk itu sebaiknya
pendekatan kita lakukan pada Yayasan yang dibentuk oleh industri rokok terkait
kegiatan CSR mereka.
- Upayakan
untuk dapat melakukan presentasi
langsung kepada pejabat terkait ketimbang hanya mengirim proposal secara tak
terarah. Kualitas lebih penting daripada kuantitas, artinya kita seleksi
beberapa saja perusahaan yang potensial atau perusahaan dimana
sekolah/universitas memilki akses dan relasi yang baik.
- Selain
sponsor, kita juga perlu rajin mencari informasi tentang perusahaan yang memberikan
beasiswa. Tak ada salahnya kita mencoba untuk mengajukan beasiswa baik
perorangan, atau kolektif melalui sekolah. Tidak semua perusahaan hanya mempertimbangkan beasiswa
berdasarkan nilai tertinggi siswa, ada juga perusahaan yang dapat
mempertimbangkan dari segi ekonomi keluarga. Jadi tidak perlu takut jika nilai
kita bukan yang terbaik atau kita bukan siswa teladan.
Buatlah suatu proposal yang dapat meyakinkan perusahaan bahwa kita memang
sungguh-sungguh ingin belajar, memperoleh pendidikan yang tinggi, tetapi
memiliki keterbatasan dari segi dana. Lengkapi ajuan dengan dokumen atau
surat-surat pendukung seperti keterangan dari lurah atau sekolah.
MARILAH SECARA BERSAMA KITA MENJADI AGEN PERUBAHAN
UNTUK INDONESIA YANG
LEBIH SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN MENGURANGI DAMPAK
ROKOK BAGI SIAPAPUN.
Sumber : Draft Akhir Buku Bahaya Merokok Bagi Generasi
Muda, Direktorat Pengolahan Dan Penyediaan Informasi Direktorat Jenderal
Informasi Dan Komunikasi Publik