ADMINISTRASI PROGRAM SETEMPAT
Dalam
struktur ini, kantor penyelenggara setempatlah (desa, kecamatan, kota,
kelurahan) yang menjalankan atau mengatur proses pencatatan. Mereka melaporkan
peristiwa yang terjadi kepada kantor di tingkat negara atau propinsi, atau
langsung ke kantor pusat hanya untuk keperluan statistik vital.
Dalam
hal ini, Pemerintah Pusat membuat kerangka kerja hukum untuk menjaga agar
proses pencatatan dan pelaporan dapat berlangsung dengan baik dan lengkap.
Disamping itu, terdapat kantor di tingkat nasional yang bertugas dalam menyusun
statistik vital dari dokumen-dokumen ini. Contoh negara yang memanfaatkan
struktur administratif semacam ini adalah Guatemala. Di bawah ini terdapat
beberapa saran yang dapat diikuti oleh negara lain yang tidak memiliki sistem
pencatatan secara nasional.
Satu
Lokasi atau Sumber
Untuk
menjalankan dan menyelenggarakan pencatatan di satu lokasi, harus dibentuk satu
kantor pencatatan dan pengumpulan data. Kepala keluarga diminta melaporkan
peristiwa yang terjadi kepada pejabat setempat (kepala desa, sekretaris desa/
carik, polisi) atau kepada kantor pelayanan setempat, seperti pusat
kesehatan. Pejabat setempat atau kantor
pelayanan harus membuat catatan untuk setiap jenis peristiwa penting. Selain
itu, pejabat juga harus mengirimkan informasi tentang kelahiran, kematian, dan
kematian janin tersebut kepada kantor statistik untuk keperluan pengumpulan
data statistik.
Dalam
proses tersebut, ditunjuklah seorang notifier. Notifier adalah
orang yang terlibat saat peristiwa penting itu terjadi. Contoh, bidan, petugas
pemakaman atau krematorium, dan pengurus pusat kesehatan. Notifier bertugas
mengisi formulir dengan informasi yang diperlukan dalam pencatatan. Mereka
mengirimkan formulir tersebut kepada pejabat pencatatan setempat, kemudian
memasukkan informasi tersebut ke dalam buku catatan. Di daerah yang lebih
berkembang, pejabat dan kantor setempat ditunjuk untuk dijadikan sebagai pusat
pencatatan. Pusat ini dapat digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan lain.
Contohnya, pusat kesehatan dapat berfungsi sebagai pusat pencatatan, hal ini harus
ada narasumber yang diberi tugas untuk pergi ke pusat kesehatan untuk
melaporkan terjadinya peristiwa.
Kantor
Lokal Lebih Dari Satu
Beberapa
kantor ditunjuk untuk menyelenggarakan kegiatan pencatatan dalam membantu
pelaksanaan program di daerah. Tugas utama kantor ini adalah melengkapi
formulir, setelah itu mengirimkan informasi tentang peristiwa penting tersebut
kepada kantor di tingkat lainnya. Setiap desa dapat menunjuk kepala desa atau
bidan, guru atau orang lain untuk mencatat peristiwa. Orang yang ditunjuk harus
mengirimkan informasi tersebut kepada petugas pencatat setempat, dan pada saat
inilah dokumen ditandatangani dan dinyatakan sah.
Pemindahan
dokumen dan data dari kantor setempat ke kantor pusat hanya sebagai tindakan
sementara di daerah yang desanya sulit dijangkau dan tidak ada kantor resmi
yang melakukan pencatatan dan pelaporan peristiwa penting. Dengan teknik unit
pencatatan bergerak, staf pencatatan dari kantor yang organisasinya sudah baik
akan dikirim ke berbagai kantor di pedesaan pada waktu-waktu tertentu. Mereka
akan mendata peristiwa yang terjadi sejak kunjugan sebelumnya sampai kunjungan
yang sekarang. Sekretaris desa atau carik atau masing-masing kepala keluarga
dapat melaporkan informasi tersebut. Staf unit bergerak ini, kadang-kadang
mengambil datanya dari catatan kesehatan, yang nantinya akan mencatat peristiwa
pentingnya dan menyimpan dokumennya di kantor pencatatan setempat yang ada di
lokasi tersebut.
Teknik
dengan unit bergerak ini, dapat dilakukan sebagai upaya sementara sampai di
daerah tersebut sudah dibentuk kantor lokal yang sifatnya permanen dan dapat
diselenggarakan kegiatan pencatatan. Selain itu, unit ini dapat digunakan
sebagai sarana dalam memberikan pendidikan tentang pencatatan sipil kepada
masyarakat yang secara berkala.
Peralihan
dari Kantor Setempat menjadi Sistem Pencatatan Terpusat atau Terpisah
Fase
transisi diperlukan untuk mengembangkan unsur-unsur penting dalam sistem.
Awalnya, fase ini perlu menunjuk pejabat unit pencatatan pembantu setempat yang
nantinya akan langsung bertanggung jawab terhadap masalah pelaporan kepada
kantor pencatatan yang ada. Pejabat ini juga perlu diberikan wewenang untuk
mencatat dan melaporkan peristiwa kepada petugas pencatat setempat yang telah
ditunjuk. Contohnya, bidan, petugas pemakaman atau krematorium, kepala
klinik kesehatan dan penyedia layanan.
Perlu adanya struktur pelaksana pencatatan sipil yang sama dengan
struktur penyelenggara di tingkat pusat. Struktur terpusat atau terpisah,
dengan adanya administrasi satu tingkat atau berlapis, akan memberikan prses
registrasi yang jauh lebih baik.
Beberapa
perubahan yang perlu segera dilakukan adalah menetapkan standar pelaporan dan
pencatatan, menyepakati seperti apa formulir yang akan digunakan beserta
isinya, dan membuat laporan tentang statistik vital. Waktu yang diperlukan
untuk peralihan tersebut, tergantung pada beberapa hal, seperti tersedianya
sumber daya, pelatihan, sarana teknis, tata cara pelaksanaan dan staf
manajemen.