MENABUNG AIR
Pertanian berkelanjutan ialah
suatu cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan
hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Suatu mekanisme bertani yang dapat
memenuhi kriteria (1) keuntungan ekonomi; (2) keuntungan sosial bagi keluarga
tani dan masyarakat; dan (3) konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Dalam
pelaksanaannya pertanian berkelanjutan identik dengan pertanian organik.
Pertanian berkelanjutan bertujuan
untuk memutus ketergantungan petani terhadap input eksternal dan penguasa pasar
yang mendominasi sumber daya agraria. Pertanian berkelanjutan merupakan tahapan
penting dalam menata ulang struktur agraria dan membangun sistem ekonomi
pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi dalam kerangka pembaruan
agraria.
Pelaksanaan pertanian
berkelanjutan bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai,
menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya
pertanian sebagai kehidupan. Pertanian berkelanjutan merupakan tulang punggung
bagi terwujudnya kedaulatan pangan. Salah satu cara demi terwujudnya pertanian
berkelanjutan adalah dengan menabung air atau menghemat air.
Prinsip
teknologi hemat air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti
rembesan, perkolasi, dan evaporasi, serta memelihara aliran transpirasi. Hal
tersebut bisa dilaksanakan mulai saat persiapan lahan, tanam, dan selama
pertumbuhan tanaman. Salah satu alternatif teknologi dalam pengelolaan air
(water management) adalah alternate wetting and drying (AWD) atau pengairan
basah kering (PBK). Teknologi ini telah diadaptasi di negara-negara penghasil
padi seperti China, India, Philipina, dan Indonesia. Secara umum, penggunaan
teknologi ini tidak menyebabkan penurunan hasil yang signifikan dan dapat
meningkatkan produktivitas air.
Prinsif
dari penerapan PBK adalah memonitor kedalaman air dengan menggunakan alat bantu
berupa pipa. Setelah lahan sawah diairi, kedalaman air akan menurun secara
gradual. Ketika kedalaman air mencapai 15 cm di bawah permukaan tanah, lahan
sawah kembali diairi sampai ketinggian sekitar 5 cm. Pada waktu tanaman padi
berbunga, tinggi genangan air dipertahankan 5 cm untuk menghindari stress air
yang berpotensi menurunkan hasil. Batas kedalaman air 15 cm ini dikenal dengan
PBK aman (safe AWD) yang bermakna bahwa kedalaman air sampai batas tersebut
tidak akan menyebabkan penurunan hasil yang signifikan karena akar tanaman padi
masih mampu menyerap air dari zona perakaran. Setelah itu, pada fase pengisian
dan pemasakan, PBK dapat dilakukan kembali. Apabila terdapat banyak gulma pada
saat awal pertumbuhan, PBK dapat ditunda 2 sampai 3 minggu sampai gulma dapat
ditekan.
Manfaat
pengairan berselang dan metode basah kering
1. Bersinergi dengan pemupukan, karena serapan hara
tinggi terjadi pada kondisi tanah basah-kering
2. Dapat menekan keracunan tanaman akibat akumulasi besi
(Fe) dalam tanah
3. Apabila dikombinasikan dengan pengendalian gulma
menggunakan cara manual (gasrok/landak) dan pemupukan, maka pupuk dapat
bercampur dengan tanah sehingga pemakaiannnya lebih efisien.
4. Menghambat perkembangan hama (penggerek batang, wereng
coklat, keong mas), dan penyakit (busuk batang dan busuk pelepah daun).
5. Tanaman padi lebih tahan rebah karena sistem perakaran
yang lebih dalam.
Pipa
paralon (PVC) bisa digunakan sebagai alat teknologi PBK untuk mengamati air di
bawah permukaan. Pipa bisa diganti dengan bahan lain seperti bambu atau bahan
lainnya. Banyaknya alat yang diperlukan tergantung pada tofografi lahan, satu
alat bisa mewakili luasan 500 m2, sedangkan pada kemiringan 3 – 5% satu unit
alat mewakili 100 m2. Pipa berukuran 35 cm dibenamkan sedalam 20 cm, sehingga
tinggi pipa dari permukaan tanah adalah 15 cm, kemudian tanah di dalam pipa
dikeluarkan. Untuk tahapan pengkajian atau uji coba, petani memonitor/mengukur
kedalaman air di dalam pipa setiap interval waktu 2 hari dan melakukan teknik
basah kering (pengairan lahan sawah) sesuai dengan prinsif PBK. Setelah petani
percaya PBK tidak menurunkan hasil secara nyata, pipa yang dibenamkan cukup 15 cm
sesuai dengan PBK aman dan tidak perlu lagi mengukur dengan mistar. Petani pun
bisa mencoba mengubah batas PBK aman yakni dengan menambah batas kedalaman muka
air untuk diairi misalnya 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
Tidak
hanya dari segi pertanian berupa tanaman, peternakanpun bisa ikut andil bekerja
sama dalam menabung air atau penghematan air. Seperti yang dilakukan di swedia,
yaitu penghematan air terhadap budidaya ternak karena sebagian besar air tawar
digunakan untuk pertanian.
Sejak
tahun 1986, Elisabeth Gauffin mengelola peternakan Stabby GÃ¥rd di Uppsala dan
enam tahun lalu peternakan ini menerima “Krav“, sertifikat bagi pertanian
organik. Penggunaan sumber daya secara hemat – mulai dari air sampai bagaimana
mengurus hewan – merupakan prioritas utama, dikatakan Gauffin, yang memiliki
180 ekor sapi perah. “Misalnya kami menggunakan lebih sedikit energi, jika
sapi-sapi sedang berada di luar.” Selama musim dingin, hewan ternak hanya
ditempatkan untuk waktu singkat di kandang yang diperlengkapi dengan alat pemanas
ruangan. “Saat ini ternak tengah “cuti”. Dua bulan dalam setahun mereka tidak
usah memproduksi susu, Kemudian mereka mempunyai anak dan kami memerah sapi
delapan sampai 10 bulan,” dijelaskan Gauffin.
Seluruh
sumber yang dimiliki peternakan dimanfaatkan, mulai panas yang dihasilkan sapi
sampai memanfaatkan kotoran sapi sebagi pupuk. Selain itu, peternakan Stabby
GÃ¥rd membudidayakan gandum dengan metode pengelolaan berkelanjutan, seperti
dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pangan.
Sumber
daya air semakin menjadi tema yang diperhatikan, dikatakan Elisabeth Gauffin.
“Swedia merupakan negara yang kaya dengan air. Situasi bagi kami baik, karena
kamai memiliki banyak air. Tapi jika muncul periode panas yang lama di musim
panas, kami juga menyadari bawa air menjadi komoditas yang langka.“ Sebenarnya,
Elisabeth Gauffin tidak harus memikirkan berapa banyak air yang dibutuhkan bagi
produksi satu liter susu. “Namun jika perubhan iklim terus berlanjut, maka ini
akan menjadi masalah di Swedia.”Di peternakan Stabby air ditangani secara hemat
dan air yang telah digunakan juga dimanfaatkan kembali, seperti untuk
membersihkan kandang.
Untuk
produksi satu kilogram gandum diperlukan hingga 1.000 liter air. Perhitungan
Anthony Allen ini tidak hanya berupa air yang dipakai untuk tanaman, tapi juga
air yang terakumulasi pada transportasi, penyimpanan dan pengepakan. Air
virtual demikian peneliti asal Inggris ini menyebutnya. Siapa yang setiap hari
makan daging, memerlukan lebih banyak air, dikatakan Anthony Allen. “Saya
selalu berusaha menegur orang-orang dengan melontarkan pertanyaan: kamu manusia
lima atau dua setengah kubik meter? Maksud saya, apakah seseorang mengkonsumsi
makanan yang memerlukan 2.500 atau 5.000 liter air per hari.” Vegetarian masuk
dalam jumlah 2.500, sementara pemakan daging 5.000. Ini merupakan jumlah yang
besar dibandingkan dengan sekitar 150 liter air yang setiap orang butuhkan
untuk minum dan sanitasi, dikatakan Anthony Allen.
70 persen
sumber daya di dunia dipergunakan pada sektor pertanian. Pada Pekan Air di
Stockholm, Swedia, dibicarakan secara intensif, apakah penggunaan air ini akan
dibebankan kepada konsumen lewat pajak atau biaya tambahan. Menurut Elisabeth
Gauffin hal ini masuk akal, seperti yang ditunjukkan pertanian organik. Karena pertanian
ini juga berfungsi untuk menunjukkan kepada konsumen, berapa banyak air yang
diperlukan untuk produksi. “Intinya adalah untuk memberikan informasi kepada
konsumen tentang asal-usul dan kondisi produk agar rantai produksi dapat
diteliti dan masyarakat memahami, betapa baiknya metode produksi kami.“
Jadi,
untuk meningkatkan keefektifan pertanian berkelanjutan, memang perlu adanya
hemat air dari segi pertanian maupun peternakan. Penggunaan air secukupnya
maupun pemanfaatan air berkelanjutan. Hal ini akan sangat berguna untuk
pertanian sekarang apalagi di masa yang akan datang sehingga air yang ditabung
pada masa sekarang bisa digunakan untuk masa mendatang dan begitu seterusnya.
Sehingga dunia pertanian tidak akan takut dengan bahaya kekeringan yang akan
mengancam kelangsunngan pertanian.mulai dari sekarang kita harus menggunakan
segala sesuatu dengan memikirkan jangka penjang, sehingga kelangsungan masih
tetap ada.