Makalah Pudarnya Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas
dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide,
gagasan, pikiran, dan keinginannya dalam menyampaikan pendapat dan informasi.
Bahasa sebagai alat untuk interaksi antarmanusia dalam masyarakat memiliki
sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat.
Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja,
akan tetapi pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra
tutur saling memahami maknanya dengan baik.
Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi
yang mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Namun, pemakaian bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan oleh pemakaian
bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul
kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang
mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa
gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari
semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
B.
Tujuan
a.
Secara Umum :
Tujuan
penelitian ini adalah untuk memeriksa pemakaian bahasa gaul dalam dialog remaja
Indonesia dalam kehidupan remaja.
- Secara Khusus :
·
Mengetahui ciri-ciri bahasa gaul
·
Mengetahui faktor dan dampak dari penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja
·
Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan mutu bahasa Indonesia agar
tidak tergeser oleh bahasa gaul
C.
Rumusan Masalah
1. Mengapa remaja sering menggunakan bahasa gaul dari pada
menggunakan Bahasa Indonesia baku?
2. Apa yang menyebabkan para remaja lebih cepat menyerap
bahasa gaul daripada Bahasa Indonesia baku?
3. Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan bahasa
gaul bagi masyarakat, khususnya para remaja?
4. Bagaimana upaya kita agar penggunaan Bahasa Indonesia
tidak tergeser oleh bahasa gaul?
D. Manfaat
Hasil
penelitian ini, diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat,
khususnya remaja tentang pengaruh bahasa gaul yang akan menggeser bahasa
indonesia serta dampak negatif dan positif penggunaan bahasa gaul di lingkungan
remaja, sehingga timbul upaya masyarakat khususnya remaja untuk tetap menjaga
dan melestarikan Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Bahasa Indonesia
"Kami,
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia",
demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para
pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia
ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan
bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia
sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa
Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Dengan
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah
menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dewasa
ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser
digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul.
Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam
situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
B.
Pengertian Bahasa Gaul
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa
Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir
ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan
atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana
komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan,
remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana
komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang
dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat
mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik
antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga
dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan
mereka menciptakan bahasa rahasia.
Menurut Mulyana (2008), bahasa gaul adalah sejumlah
kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan
bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari
subkultur tertentu. Selain pendapat tersebut Sarwono (2004) mengatakan bahwa
bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya dibah-ubah sedemikian rupa,
sehingga hanya bisa dimengeri di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir
seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah
istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari. Kedua
defenisi itu saling melengkapi. Pada defenisi yang pertama hanya menerangkan
bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai istilah yang unik, sedangkan
defenisi yang kedua diperjelas lagi bahwa yang menggunakan bahasa tersebut
adalah para remaja dan bahasa tersebut akan terus berkembang.
Tabel contoh bahasa Indonesia yang diubah menjadi
bahasa Prokem (informal) :
Bahasa Indonesia
|
Bahasa prokem (informal)
|
Aku, saya
|
Gue, gua (ditulis pula gw)
|
Kamu
|
Lu, lo (ditulis pula lw)
|
Penatlah!
|
Capek deh!
|
Benarkah?
|
Emangnya bener?
|
Tidak
|
Enggak
|
Tidak peduli
|
Emang gue pikirin!
|
C. Ciri-ciri
bahasa gaul
Ragam
bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, yaitu: singkat, lincah dan kreatif.
Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang
akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang
lebih pendek seperti permainan menjai
mainan dan pekerjaan menjadi kerjaan.
Teknik-teknik
yang digunakan dalam membuat bahasa gaul adalah, sebagai berikut :
1.
Word clipping, suatu kata dipendekkan atau dipotong tanpa mengubah
maknanya.
2.
Compounding, dua kata atau lebih yang telah ada digabung menjadi satu kata
baru.
3.
Abbreviation, suatu kata diciptakan dengan mengambil inisial atau huruf
dari beberapa kata sehingga huruf-huruf tersebut menjadi satua kesatuan.
4.
Onomatopoeai, pembentukan kata menirukan suara.
5.
Generalization of proper names, mengembangkan kata dari sebutan asli.
6.
Borrowing from dilect and foreign langunges, meminjam kata dari dialek dan
bahasa asing.
7.
Extension of meaning by analogy, suatu kata diciptakan dengan menggabungkan
2 hal yang memiliki makna atau arti yang sama.
8.
Saying word from behind (Malang’s prokem languange, mengucapkan kata dengan
membalikkan kata dari belakang ke depan
9.
Mengganti satu dua huruf dengan huruf lain atau menghilangkan huruf di
tengah-tengah kata.
10. Menukar konsonan dan menggati satu dua huruf.
11.
Menembahkan ‘F’ atau ‘S’ pada setiap suku kata.
12.
Mengubah sama sekali bentuk kata.
D. Faktor-faktor
Pendukung Maraknya Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Perkembangan
bahasa gaul di kalangan remaja sangatlah cepat. Mengapa demikian? Karena
didukung oleh beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan remaja. Antara lain :
a. Adanya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya
internet dan situs-situs jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap
perkembangan bahasa gaul. Penikmat situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan
adalah remaja, menjadi agen dalam menyebarkan pertukaran bahasa gaul. Tulisan
seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa ini, akan
dilihat dan bisa jadi ditiru oleh ribuan remaja lain. Misalnya, facebook,
twitter, friendster.
b. Karena pengaruh lingkungan. Umumnya para remaja
menyerap dari percakapan orang-orang dewasa di sekitarnya, baik teman sebaya
atau keluarga.
c. Peran media (elektronik) yang menggunakan istilah
bahasa gaul dalam film-film khusunya film remaja dan iklan, semisal dari adegan
percakapan di televisi. Aritnya bahasa gaul tidak hanya terjadi karena kontak
langsung antara masyarakat itu sendiri, tapi sebagian besar karena “disuapi”
oleh media. Padahal media massa memiliki peran besar dalam perkembangan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang yang telah ada.
d. Media cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah,
surat kabar atau koran. Selain itu, pembuatan karya sastra remaja misalnya
cerpen atau novel yang umumnya menggunakan bahasa gaul.
e. Dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau
modernisasi, di mana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter
up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup,
seperti cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju
maupun cara bertutur kata (pemakaian bahasa). Dilihat dari cara bertutur
kata atau dalam pemakaian bahasa, dewasa ini munculnya “Bahasa Gaul” sangat
fenomenal terutama terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) khususnya yang
ingin diakui sebagai remaja jaman sekarang yang gaul, funky, dan keren.
Kemunculan bahasa gaul ini dapat menggeser penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Yang
pasti, bahasa gaul akan selalu muncul dan berkembang sesuai zaman
masing-masing. Beberapa tahun lalu, istilah “memble aje” atau “Biarin, yang
penting kece” sempat ngetren. Istilah-istilah tersebut lantas tenggelam dengan
sendirinya, tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “so what gitu loh”,
“jayus”, dan “Kesian deh lo!”
E.
Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi.
Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang
disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Kendala yang harus dihindari
dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya bahasa gaul. Hal
ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Dewasa ini
pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film
mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal
dengan bahasa gaul.
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya
di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul
terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa
gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan
datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan
parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa
gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat
luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi
bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan
munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
- Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul
Berbahasa
sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini
kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa
Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa
nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan
pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti
pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada
perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya
penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda
inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
- Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Karena
bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang
tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk
menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia
semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya
derajat bahasa indonesia.
- Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia
Penggunaan
bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal ancaman yang
sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan
berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu
saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang
akan datang.
F.
Dampak Positif dan Negatif dari Penggunaan Bahasa Gaul
Segala
sesuatu pasti mempunyai dampak positif dan negatif. Begitu pula dengan bahasa
gaul yang juga mempunyai dampak positif dan negatif terhadap penggunanya dan
orang lain.
- Dampak Positif
Dampak
positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif.
Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita
menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada
situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
- Dampak Negatif
o
Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita
diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin
jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan
bahasa gaul. Karena, bahasa gaul tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis.
Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan
bahasa gaul. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan
menggunakan bahasa gaul sebagai komunikasi.
o
Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata
yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari
kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan
dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
o
Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang
lain dalam acara yang formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas.
o
Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang
termaksud gaul untuk mengerti maksud dari apa yang dibicarakannya.
o
Bagi masyarakat lain yang merasa terganggu dengan bahasa Gaul, menganggap
bahasa Gaul sangat sulit dipahami demikian juga penulisan dengan huruf Gaul
sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk membacanya.
o
Bahasa Gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata
yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari
kata-kata Gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan
dan memerlukan waktu lebih banyak untuk memahaminya.
G.
Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak
Tergeser oleh Bahasa Gaul
Agar
Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai warga
Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah. Langkah-langkah yang
digunakan adalah sebagai berikut :
- Langkah-langkah pencegahan :
a)
Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
Bahasa
baku sebagai simbol masyarakat akademis dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa
yang dilakukan oleh para pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf,
Badudu, Kridalaksana, Sugono, Sabariyanto, Finoza, serta Arifin dan Amran
memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam bahasa yang
digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku pelajaran, buku-buku ilmiah, dalam
pertemuan resmi, administrasi negara, perundang-undangan, dan wacana teknis
yang harus digunakan sesuai dengan kaidah bahasa yang meliputi kaidah
fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan, dan semantis.
b)
Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
o
Bahasa Indonesia yang baik
Bahasa
Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti
di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam
situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan
norma bahasa.
o
Bahasa Indonesia yang benar
Bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi
kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan
dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten, pemakaian
bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-kaidah bahasa kurang ditaati,
pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar atau tidak baku.
c)
Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
Dengan
adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu
menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri. Sebagai
contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung
saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang
mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara
dengan bahasa informal dan gaul.
d)
Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya
Variasi
bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat
luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya (diglosia),
yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi.
o Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi
resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat
menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi bahasa tinggi harus dipelajari
melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah.
o Variasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang
tidak formal, seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi
dan catatan untuk dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara
langsung dalam masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.
e)
Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri
Sebenarnya
apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di
negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik
bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa
nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar
di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata
pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan
bahasa kedua.
- Langkah-langkah penanggulangan :
a) Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat
luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan
dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa
terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan
pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan
pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan
demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan
pada masa depan dapat meningkat.
b) Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
c) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para
generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini
dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat
pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak
pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk
mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.
d) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri
generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia
dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan
dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia
akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara
menanamkannya dapat dilakukan di rumah, sekolah dan di masyarakat.
e) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar
maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para
pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat,
masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola
mereka.
f) Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik
berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain
drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga
dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan
praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa
Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar
baik dan benar.
g) Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa
Indonesia dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan. Pembinaan
bahasa Indonesia dilakukan melalui jalur media massa karena jangkauannya sangat
luas. Kemudian, jalur kepemimpinan dapat pula dilakukan sebagai salah satu
alternatif membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia karena pemimpin
merupakan panutan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja
menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zaman yang kian
mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa.
Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada
tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya di tengah
kehidupan masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya kalangan artis yang menggunakan
bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering
menirukannya di kehidupan sehari-hari. Hal ini sudah menjadi wajar karena
remaja suka meniru hal-hal yang baru apalagi yang datang dari tokoh yang mereka
gemari.
DAFTAR PUSTAKA
Adidarmodjo, Gunawan Wibisono. 1992.
Kiat Bahasa. Semarang: Media Wiyata
Faizah, Umi. Bahasa Indonesi, Antara
Variasi dan Penggunaan. diakses 26 Oktober 2009 (www.bahasa-indonesi-antara-variasi-dan-penggunaan)
Sofa. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan
Remaja. diakses 26 Oktober
2009 (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja)